SEJARAH
58
0
Asal Usul Nama Desa Tegalaren
Nama "Tegalaren" diyakini berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda, yaitu "tegal" yang berarti lahan pertanian atau ladang, dan "aren" yang merujuk pada pohon aren (Arenga pinnata), tanaman serbaguna yang banyak tumbuh di wilayah ini pada masa lalu. Kawasan ini dahulunya merupakan lahan subur yang ditumbuhi pohon aren, yang digunakan oleh masyarakat untuk menghasilkan berbagai produk seperti gula aren, ijuk, dan minuman tradisional.
Seiring berjalannya waktu, wilayah tersebut berkembang menjadi permukiman yang dihuni oleh para petani dan pengrajin. Nama Tegalaren kemudian diabadikan untuk menunjukkan identitas desa yang bercirikan kekayaan alam dan budaya agraris.
Periode Awal Pembentukan Desa
Desa Tegalaren diperkirakan mulai dihuni pada abad ke-17, ketika masyarakat dari wilayah sekitar bermigrasi untuk mencari lahan baru yang subur. Para pendatang ini membuka lahan untuk bercocok tanam padi dan palawija, serta memanfaatkan hasil pohon aren sebagai sumber penghidupan utama.
Pada masa itu, Desa Tegalaren berada di bawah pengaruh Kerajaan Sumedang Larang dan kemudian Kesultanan Cirebon. Wilayah ini menjadi bagian dari jalur perdagangan kecil yang menghubungkan daerah pedalaman Majalengka dengan pesisir utara Jawa Barat. Hubungan ini membantu masyarakat setempat dalam mengenal berbagai budaya dan tradisi baru.
Masa Kolonial Belanda
Pada masa penjajahan Belanda, Desa Tegalaren menjadi bagian dari sistem administrasi kolonial di wilayah Priangan. Para petani di desa ini, seperti di banyak wilayah lain di Jawa, diwajibkan untuk mengikuti cultuurstelsel atau sistem tanam paksa. Sebagian besar masyarakat desa diminta menanam tanaman komoditas seperti kopi, tebu, dan nila, yang hasilnya harus diserahkan kepada pemerintah kolonial.
Kehidupan masyarakat desa pada masa ini penuh tantangan, terutama karena beban pajak dan kerja paksa. Namun, desa tetap bertahan berkat semangat gotong royong yang kuat di antara warganya.
Era Kemerdekaan
Setelah Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, Desa Tegalaren mengalami perubahan signifikan dalam struktur pemerintahan dan sosial. Pada tahun-tahun awal kemerdekaan, desa ini menjadi salah satu basis pertanian yang mendukung ketahanan pangan di wilayah Majalengka.
Pemerintah mulai membangun infrastruktur dasar seperti jalan desa, saluran irigasi, dan fasilitas pendidikan. Pada masa ini, masyarakat Desa Tegalaren juga aktif dalam mendukung gerakan nasionalisme, termasuk dengan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan dan pembaharuan di tingkat lokal.